Selamat Berkunjung

Respon dan Masukan Anda dapat Meningkatkan Kualitas Penulis

Rabu, 26 Agustus 2015

Kaca Mata


Damai kampusku dimalam hari, sedamai sepi dalam hati yang sendiri. Aku masih sendiri, duduk di taman berhadapan dengan layar yang dipenuhi dengan huruf-huruf yang tersusun. Teman? cukup, hanya taman ini yang mengerti aku sebagai teman.
Hasil menunggu dosen sejak pagi tadi adalah revisi yang dipenuhi dengan coretan pulpen beliau. Dan lusa, aku harus kembali menemuinya. Ku lihat jam tangan. 22.14 WIB. Cukup larut. "Ah tanggung sampai jam 12 malam saja lah, kalo pulang ke kostan bisa molor gue".

Kembali, aku segera membuka lembaran demi lembaran hasil revisi. Mencari teori demi teori sebagai bahan pendukung penelitianku. Ah sial, belum tiga puluh menit berlalu kantuk menyerang. Tamparan demi tamparan pada pipi cukup mengusir kantuk. Ya, semua ini demi gelar sarjana. Demi orang yang telah rela menghabiskan tabungannya untukku. Dan demi yang tak dapat ku sebutkan.

23.14 WIB. Sudah satu jam sejak aku melihat jam tanganku. Sedikit lagi hasil revisi dapat terselesaikan. Ku pejamkan mata sejenak. Saat membuka mata, pandanganku menjadi kabur. Huruf dalam buku menjadi berbayang bagaikan bayangan mantan. Ah sial kenapa harus mantan?

Aku coba untuk mengucek mata, tanpa hasil.
Aku coba memejamkan mata dan saat ku buka kembali, tanpa hasil.
Aku coba meminum sisa air putih, tanpa hasil.

Aku seperti mencari sesuatu yang hilang. Tapi apa? Aku sendiri pun tak tahu. Dan bayangan didepan mata masih kabur. Ku keluarkan seisi tas. Membuka satu persatu kantong tas yang tertutup. Saat kubuka kantong kecil tempat ku menaruh perlengkapan tulis, aku menemukan yang sepertinya aku cari. Kaca Mata! Dan bayangan dalam penglihatan semakin membaik.

00.00 WIB. Aku beranjak, semua revisi telah kuperbaiki. Kampus yang damai kini kutinggalkan, menuju tempat yang bernama kost.

00.15 WIB. Aku sampai di kost-an. Rasanya ada yang aneh. Aku bercermin "sejak kapan gue pake kaca mata?"

3 komentar: