Selamat Berkunjung

Respon dan Masukan Anda dapat Meningkatkan Kualitas Penulis

Sabtu, 26 Desember 2015

Jangan Katakan Lagi


"Besok aku jemput ya jam 9"

Katamu seenak jidat mengatakan itu disaat kamu mendiamiku selama 3 hari. Karena rasa rindu yang tertanam semakin besar maka dengan segera aku membatalkan janji yang telah tersusun.



Melihat pesan singkat, mungkin terlalu singkat, maka dengan cepat aku membalas.

"mau kemana?"

"kita mau kemana sayang?"

"ih ditanya juga"


Lagi-lagi aku mendapatkan perlakuan ini. Tak ada balasan. Tak ada kabar. Jahat memang, tapi mungkin ini caramu mencintaiku. Tak sabar menanti hari esok, lelap dengan mudah menghampiriku.


Pukul 05.12 WIB aku terbangun. Mandi, membereskan rumah, sarapan dan berdandan begitu terasa lama untuk sampai jam 9. Akhirnya kupilih dengan menonton tv, tapi mata ini selalu tertuju pada benda kotak si alat komunikasi."ini udah jam 9, kamu udah dimana?" tapi tak ada balasan darimu. "ini jadi apa enggak? udah jam setengah 10 tau"


"sayang, aku udah di depan gang"

Segera aku ambil tas dan pamit. Ku lihat kamu duduk sambil menghisap sebatang tembakau dan tersenyum. "yuk" sambil mengusap kepalaku tanpa mengucapkan hal lainnya.

Tak ada sapa
Tak ada obrolan
Diam hanya angin menerpa
Berbising roda diatas jalanan

Aku tak mengenali jalan ini, asing sekali daerah yang kita lalui. Apakah aku akan diculik? Ya pasti diculik ke suatu tempat dan kembali entah kapan.

"Ini jalan puncak ya?" yang aku sadari karena terus menanjak.
"Iya sayang" katamu singkat sambil memperhatikan jalan sekitar.

Kita berhenti di parkiran. Saat keluar parkiran baru aku menyadari tempat ini, yang sepertinya aku pernah kesini.

"Yuk" kembali aku mendengar kata singkat itu darimu. Sambil menggemgam tanganku, kamu berjalan tak memperdulikanku yang pegalnya bukan main.

"Ini curug 7 namanya" kamu memberitahuku dan tetap sambil menggenggam tanganku. "Mau ke curug 5?" aku menganggukkan kepala. Dan kita berjalan.

Trek yang begitu sulit bagiku dan ditambah licinnya tanah akibat hujan, namun kamu tetap menggenggam tanganku seakan ini semua mudah bila dilalui bersama. Aku meminta berhenti sebentar karena lelah dan pegal. Kamu memelukku memberikan kehangatan disisa rintik hujan.

Sampai sudah dan kamu menawariku "mau ke curug 3?" ah aku tak kuat sayang maka aku gelengkan kepalaku. Kamu tersenyum. Mengajakku bermain air di tepi sungai air terjun seakan kamu tahu bahwa aku takut akan derasnya air terjun.

Kamu bercanda aku tertawa
Aku bercerita kamu mendengarkan
Kamu tersenyum aku terbawa
Aku kedinginan kamu menghangatkan

Di tengah suasana aku dan kamu, genggaman tangan ini tak terlepaskan. Kamu berdiri lalu merunduk. Memberikan kecupan hangat di dahi. Lalu berkata "jangan ucapkan kata perpisahan seperti kemarin, aku akan tetap ada hanya untukmu"

9 komentar:

  1. Keren yud blog nya ��������

    BalasHapus
  2. Iya Jangan lagi yaa nanti aku sedih... keren yud! Gali terus ilmu nulisnya!👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. sedih kenapa lu fai? wkwk
      ah jadi enak dibilang keren. makasih udah mampir.

      Hapus
  3. Yudi dah gede ya mainnya di Puncak berduaan 👻

    BalasHapus
  4. Kalo terus lanjut ke curug tiga, endingnya jadi "abang mau bunuh adek pelan2 ya?"
    Berakhir dengan main jorok2an dari atas air terjun.

    BalasHapus
  5. Kalo terus lanjut ke curug tiga, endingnya jadi "abang mau bunuh adek pelan2 ya?"
    Berakhir dengan main jorok2an dari atas air terjun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kamu kalo nambahin cerita kok tragis ya? pengalaman ya mbak?

      Hapus