Saat ini aku rindu atas bayangmu. Merindukan kamu yang selalu berjalan di depanku. Langkah yang cepat itu selalu tak bisa aku imbangi. Langkah yang penuh rasa penasaran akan suatu tempat baru. Langkah yang berburu uniknya suatu keadaan.
Aku ingat, kamu menginginkan pergi ke suatu tempat yang bernama Monumen Nasional. Memang bukan hal yang mewah bagi kami orang Jakarta, tapi malam ini kamu ingin pergi kesana.
Kulihat jam tangan. "Ini jam 10 malam sayang". Tapi waktu tak pernah menyita orang yang benar-benar menginginkan untuk pergi. Kamu tetap bersikukuh ingin pergi kesanah. Baiklah aku turuti keinginanmu yang sesungguhnya aku ingin cepat pulang dan menikmati indahnya mimpi.
Kembali kulihat jam tangan. 23.15 WIB Kita baru sampai di sini. Monumen Nasional. Ahh lelah sekali seharian bekerja, dan di tempat ini aku masih terjaga untuk menemanimu.
Kita berjalan. Tak di sangka malam ini, di tempat ini, begitu ramai. 'Pentas Budaya Nasional' ternyata inilah pembuat keramaian itu.
Kembali aku melihat bayangmu. Kamu yang selalu berjalan di depanku. Langkah yang cepat itu selalu tak bisa aku imbangi. Langkah yang penuh rasa penasaran akan suatu tempat baru. Langkah yang berburu uniknya suasana. Seakan kamu berjalan sendiri, melupakan aku yang ada di belakangmu.
Aku bergegas. Menggapai tanganmu. Agar aku tak kehilangan kamu di keramaian ini. Memang ramai bukan main. Aku kehilangan bayanganmu. Aku tertinggal dan kamu terus berjalan. Aku menepi, mencari tempat yang tinggi agar bisa mencarimu. Aku tak menemukan sesosok dirimu. Kuambil hp, menekan nomor yang telah aku ingat. Tak ada jawaban. Kuketik pesan singkat "aku di disamping pintu masuk"
Tak berapa lama aku menemukan sosokmu yang berjalan begitu cepat. Aku mengikuti bayangmu. Sepertinya kamu tersesat. Tapi tak ada pesan bahwa kamu tersesat. Aku tetap berjalan di belakangmu. Mengikuti setiap langkah tanpa kamu sadari.
Kamu terlihat seperti orang yang bingung untuk menentukan jalan. Kekanan lalu kekiri, tapi tak pernah kamu melihat kebelakang. Dan kini aku tau kamu tersesat.
Setengah jam aku berjalan di balik bayangmu. Tak sekalipun kamu melihat kebelakang.
Jalan ini, sudah dua kali kamu lewati dan tetap tak sekalipun kamu melihat kebelakang.
Mungkin kamu telah menyerah. Tiba-tiba kamu berhenti. Bingung untuk memilih belok kanan atau kiri. Dan untuk pertama kalinya kamu melihat kebelakang. Tepat saat kamu berbalik. Aku terkejut melihat air mata yang telah berjatuhan. Kamu menangis, mengelap air mata lalu berlari memelukku.
Tepat disaat kamu memelukku. Terdengar begitu jelas suara kembang api. Pertanda barakhirnya acara budaya tersebut. Dan kamu, tetap memelukku. Lalu berbisik "aku takut saat aku sadar bahwa kamu tidak ada. Aku bingung. Dan aku tidak tahu harus kemana. Maafkan aku yang tak pernah menyadari bahwa kamu selalu ada dibelakangku. Aku lega telah menemukanmu. Saat aku tahu kamu ada dibelakangku, hatiku seperti kembang api yang menyala tepat dibelakangmu, indah."
Dan kini, aku rindu berjalan di bayanganmu.
Punggung. Saking tulusnya cuma bisa menatapi punggung pun enggak masalah. Selama masih bisa mengamati dia dan memastikan dia aman, rasa bahagia datang begitu saja. Keren, mengharukan, hidup sekali alurnya, bisa bikin imajinasi jalan dan membayangkan adegan-demi adegannya^^
BalasHapusTerimakasih komentarnya hehe, memang nggak masalah cuma lihat punggung tp sekarang cuma kenangan nih :D
Hapusjadi ini true story? :D
HapusYap cerita dn suasananya true story kok. Tapi ini dengan sedikit polesan aja sih hehe
Hapusmantaap gan... nyentuh bgt,hehe
BalasHapuseh mau nanya itu templetnya yang bisa nampilin foto-foto di halaman muka blog namanya apa? makasih
Makasih gan.
HapusAduh gan gue juga kurang ngerti dh kalo masalah template. Ini aja gue dapet dr search di om gugel hehe
ckckck
BalasHapusTawa lu? Seneng lu? -_-
HapusKaya FTV euuuuuyyuu, terharu bacanya, jadi penulis skenario aja yaaa :) :)
BalasHapusmakasih pak. haha penulis skenario? apa mungkin?
Hapustunggu itu kan nyampe di monas pukul 23.15. kanapa ada bayangan?
BalasHapusbagus.. tapi sayang bgt tuh ke pesta budaya cuma mondar mandir kaya orang ke sasar. :p
tunggu, di monas kan ada lampu bang, lampu menghasilkan bayangan :D
Hapusya namanya juga nyasar atuh bang.
sosweet... tersentuh... itu yang dirasain ketika baca kisah ini:')
BalasHapusTerima kasih bu :)
HapusKak ijin mengutip kata katanya ya kak
BalasHapus