“Kak Daffa! Dipanggil bunda!” Teriak Safa dari dapur yang sedang membantu bunda memotong wortel untuk sayur sop.
“Iya! Sebentar lagi tanggung!” Games yang kumainkan belum selesai. “Ada apa sih? Ganggu aja nih bunda.” Gumamku kesal.
“Cepetan ih!!” Teriakanku langsung disambar oleh Safa yang mulai kesal denganku karena seharian libur sekolah aku hanya bermain game saja.
Mendengar suaranya yang sudah mulai kesal mau tak mau aku harus beranjak.
“Apa bun?” Kulihat Safa sedang memegang pisau sambil memotong wortel, duduk bersila bagaikan seorang lelaki. “Safa duduk kaya cowo banget sih! Yang anggun dong!” Kulihat Safa hanya memberikan muka kesal.
“Gamenya udah dimatiin?” Tanya bunda sambil mengaduk nasi yang telah matang.
“Belom bunda. Ada apa sih?” Tanyaku pada bunda.
“Daffa matiin dulu dong, anak bunda masa main game terus sih?” Suruh bunda kepadaku.
“Iya bunda.” Aku kembali ke ruang tamu dan mematikan game yang sedari tadi menemani pagiku.
“Udah Daffa matiin bun. Ada apa sih?” Tanyaku heran yang masih bertanya-tanya kenapa harus mematikan alat gameku. Apakah ada yang mau dibicarakan? Atau hal yang lebih penting?
“Daffa tolong beliin minyak goreng ya di warung Pak Udin.”
Udah selesai beli minyaknya, ayok lanjut main games nya :v
BalasHapusyuk main bareng yuk
HapusPagiku di Libur Sekolah, Yud.
BalasHapusiya terimakasih koreksiannya kak tres
HapusPagiku di Libur Sekolah, Yud.
BalasHapusibu mau nyuruuh aja ribet si
BalasHapusto the point napa
ya namanya juga ibu-ibu.
Hapusdaffa nya batu ya? jangan jangan kaya bapaknya hmm
BalasHapuswaduh tanyain aja ke bapaknya langsung bu.
Hapus